Sabtu, 14 Juli 2012

Piramida Keuangan (bagian 1)


Antony Japari


Ada stereotip di masyarakat, membuat perencanaan keuangan pribadi itu susah atau rumit. Sebenarnya membuat perencanaan keuangan pribadi itu cukup mudah asal kita mengetahui kiat atau ilmunya.


Namun sayangnya, ilmu perencanaan keuangan pribadi (personal finance) ini tidak atau jarang diajarkan di sekolah formal. Manajemen keuangan yang kita pelajari di sekolah atau di kampus umumnya adalah manajemen keuangan untuk perusahaan (corporate finance).

Jadi, dalam melakukan perencanaan keuangan, ada beberapa hal awal yang seharusnya dilakukan, yaitu:
1. Tentukan tujuan keuangan keluarga, baik jangka pendek, menengah, dan panjang.
2. Ketahui kemampuan keuangan saat ini dan potensi keuangan di masa depan.
3. Buatlah laporan arus kas, laporan neraca, dan anggaran keuangan keluarga.
4. Dalam melakukan investasi, ketahui profil risiko pribadi, apakah konservatif, moderat. atau agresif. 
5. Ketahui cara atau model perencanaan keuangan yang efektif dan mudah dimengerti.



Untuk poin kelima, saya menyarankan satu model perencanaan keuangan yang mudah diterapkan. Saya menyebutnya "Piramida Keuangan". Model ini berasal dari konsep, membuat perencanaan keuangan sama seperti membangun rumah. Semuanya berawal dari fondasi yang kuat sehingga bangunan di atasnya bisa kuat menghadapi topan badai. Jadi, perencanaan keuangan itu seperti membangun "rumah keuangan" yang seharusnya kuat fondasinya sehingga apabila terjadi "badai" atau krisis keuangan, maka keluarga kita tetap aman secara finansial.
Berikut ini merupakan gambar dari "Piramida Keuangan" yang bisa diikuti sebagai model dalam membuat perencanaan keuangan pribadi.
Pada gambar Piramida Keuangan, ada enam kotak di bawah piramida. Itulah enam buah batu yang merupakan fondasi bagi "bangunan" di atasnya. Nah, seperti membangun rumah maka fondasilah yang paling penting agar rumah itu kuat dan tidak akan ambruk apabila diterpa hujan dan badai sekalipun.

Dalam bangunan keuangan pribadi, terdapat enam batu fondasi sebagai proteksi kekayaan pribadi atau keluarga kita apabila terjadi "badai keuangan" yang menimpa diri kita dan keluarga.

Maril kita menelaah satu per satu batu fondasi ini. Batu pertama adalah kebutuhan dasar (basic needs). Artinya, apabila kita sudah memiliki penghasilan, tentu saja yang akan dipenuhi terlebih dahulu adalah kebutuhan dasar, seperti sandang, pangan, dan papan. Setelah kebutuhan dasar untuk diri kita dan keluarga terpenuhi, kita bisa beralih ke batu fondasi yang berikutnya.

Batu fondasi kedua adalah proteksi keluarga (family protection). Apabila uang kita sudah "berlebih" setelah kebutuhan dasar terpenuhi, maka keamanan keluarga adalah prioritas yang perlu kita perhatikan. Proteksi keluarga bertujuan untuk memproteksi keamanan keluarga kita dari berbagai risiko. Proteksi keluarga terdiri atas dua jenis, yaitu proteksi aset dan proteksi pendapatan. Proteksi aset artinya, kita melakukan proteksi atas aset yang kita miliki dari risiko kehilangan, kebakaran, ataupun kerusakan. Umumnya, proteksi aset ini berupa asuransi umum, seperti asuransi kendaraan bermotor dan asuransi rumah tinggal, kantor atau pabrik. Sedangkan proteksi pendapatan artinya, kita melakukan proteksi atas pendapatan kita sebagai kepala keluarga apabila tertimpa sakit, cacat, atau meninggal.

Dengan kata lain, apabila seorang kepala keluarga terkena risiko sakit, cacat, atau meninggal, maka pendapatan bulanan yang seharusnya hilang karena terjadinya risiko, tetap tersedia buat keluarga yang ditinggalkan, sama seperti apabila kepala keluarga tersebut sehat walafiat dan bekerja seperti biasa. Inilah yang dimaksud dengan proteksi pendapatan.

Batu fondasi yang ketiga adalah dana darurat (emergency fund). Dana ini berguna apabila terjadi sesuatu yang sifatnya darurat, misalnya kendaraan milik keluarga ngadat dan membutuhkan perbaikan dengan biaya besar. Atau yang lebih tragis, Anda terkena PHK. Sampai Anda mendapatkan pekerjaan kembali, tersedia dana yang memang disediakan khusus untuk situasi tersebut. Umumnya, besarnya dana darurat adalah tiga sampai enam kali pendapatan bulanan.


Itulah ketiga batu fondasi piramida keuangan kita. Bagaimana dengan dana pendidikan anak, dana pensiun, dan warisan yang merupakan batu fondasi keempat, kelima, dan keenam? Ikuti penjelasannya, dalam waktu dekat akan ditampilkan di AndrieWongso.com.


Salam Financial Freedom!


Oleh: Antony Japari, CLU, ChFC, CFP®

Vice Chairman - Financial Planner Association Indonesia; Pengarang buku 10 Panduan Mengelola Keuangan Keluarga, Financial Planning & Wealth Management, terbitan ABFI PERBANAS 2010



sumber:
http://www.andriewongso.com/artikel/viewarticleprint.php?idartikel=5021 

Hubungi saya di email : portalmitachalik@yahoo.com , mitachalik@telkomsel.blackberry.com No Handphone :081286503163

Tidak ada komentar:

Posting Komentar